Kuliah di Universitas Al Azhar Mesir, Putra Subulussalam ini Butuh Perhatian
LINEAR.CO.ID | SUBULUSSALAM – Sukardi, yang merupakan putra asli dari Kota Subulussalam, Aceh. Saat ini tengah menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir, butuh perhatian dari pemerintah.
Bermula, ia menceritakan keinginannya untuk belajar di Universitas Al Azhar sejak masih mondok di Pesantren Hidayatullah Subulussalam pada tahun 2017 silam.
Di tahun itu, ia mendapat motivasi dari pamannya yang merupakan Alumni Universitas Al Azhar, pada saat pamannya pulang dari Mesir.
“Paman saya pulang ke Indonesia dan itu merupakan pertemuan pertama kami karena memang beliau lama belajar di Mesir, disitulah saya termotivasi,” ujarnya kepada linear.co.id, Rabu, (3/04/24), via Whatsapp.
Diketahui, Universitas Al Azhar yang terletak di Kairo, Mesir itu merupakan sebuah negri yang melahirkan jutaan Ulama di seluruh dunia.
“Singkat cerita dalam pertemuan kami, beliau memberi saran kepada saya, agar kelak saya dapat berkuliah di Mesir juga. Saran baik itu saya sambut dan menjadi target 3 tahun kedepan, karena pada saat itu saya baru tamat MTsS,” tandasnya.
Di bulan Agustus 2017, ia berangkat ke Jawa Timur untuk melanjutkan pendidikan agamanya, di Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiyah Syafi’iyah.
Ia pun menggunakan beasiswa dari Pemerintah Kota (Pemko) Subulussalam, semasa kepemimpinan Almarhum H. Meurah Sakti SH dan Drs Salmaza. Sebagai Walikota dan Wakil Walikota setempat.
“Ketika mondok disana, saya mempersiapkan diri dengan matang untuk mengikuti tes jalur Kemenag, setelah saya lulus SMA tahun 2020. Namun, karena situasi Covid, tes jalur Kemenag tidak di buka,” cetusnya.
Tes itu pun kembali di buka pada Mei 2021, Sukardi mendaftar. Ia bersama 1500 peserta lainnya dinyatakan lulus dari 6000 lebih peserta yang mengikuti.
“Alhamdulilah saya lulus, saya pun langsung mengabarkan kelulusan saya kepada keluarga, semua bahagia dan terharu mendengar kabar kelulusan saya,” sampainya.
Mirisnya, lanjut Sukardi kelulusan tes itu belum cukup, ia pun masih membutuhkan biaya untuk keberangkatannya seperti pengurusan Visa, Pasport, Tuket Pesawat dan lain sebagainya.
Berasal dari keluarga yang sederhana dan kekurangan, Sukardi mencoba ikhtiar untuk mengumpulkan biaya yang lumayan banyak sekitar Rp. 40.000.000.
Dengan tekad yang kuat, Sukardi sempat mengikuti Lomba Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat provinsi Aceh. Alhasil, Sukardi dapat meraih juara harapan 1 dan mendapatkan hadiah sekira Rp. 10.000.000.
Sukardi juga mendapat biaya tambahan dari para dermawan diantara, Zulfikar pendiri Raudhah Sembako, dr Risdhyanty S.PpD, drs Salmaza, Ibuk Ani Salmaza, Asmidar, Endang, H Mirwan dan masih banyak lagi yang tak di sebutkan Sukardi satu per satu.
Masih kata Sukardi, pada 21 Januari 2022 lalu, itu merupakan awal pendaratannya di Kairo Mesir. Umumnya, sebagai mahasiswa tentunya memiliki keperluan bulanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya baik biaya tempat tinggal, biaya transportasi, biaya makan, biaya membeli kitab, biaya kuliah yang notabenenya berbahasa arab.
Sesampainya di Mesir, Sukardi masih berupaya mencari beasiswa diberbagai lembaga baik di Indonesia khususnya Subulussalam dan Mesir. Namun, Allah berkehendak lain Sukardi belum mendapatkan beasiswa sampai hari ini seperti yang ia harapkan.
Untuk memenuhi kebutuhannya di Mesir, Sukardi megaku masih di Transfer oleh orang tuanya. namun secara berangsur-angsur dari Rp. 1000.000 terkadang hanya Rp. 400.000.
“Saya dikirimi biaya tergantung Rezeki yang ada, dan beberapa kali ada Muhsinin yang memberikan saya biaya seperti Pak Zulfikar, Ibuk Ani, dr Risdhyanty dan lainnya,” pungkasnya.
Dengan keadaan serba kekurangan, terlebih lagi di negri orang. Sukardi berharap kepada Pemerintah khususnya Kota Subulussalam dapat segera memberikan ia beasiswa untuk kebutuhannya melanjutkan pendidikan agamanya di sana. (*)